Sabtu, 11 April 2009

Quality of Biodiversity (Nur Christian, Biology Departement-Brawijaya Univ)

Quality of Biodiversity and Their Implication to Ecological Service (from Tropical Cases)


Abstrack

Hutan tropis terdiri atas ribuan jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi satu sama lain dalam kehidupan bersama (living together). Interaksi tersebut menunjukkan bahwa makluk hidup tersebut melaksanakan fungsi/peran (niche). Peran tersebut terlihat dari servis ekologis yang diberikannya. Servis yang diberikan alam menunjukkan kualitas alam itu sendiri. Berbagai servis yang diberikan alam tidak disadari oleh makluk hidup, terutama manusia dikarenakan sifatnya tidak telihat/dirasakan secara langsung. Beberapa peristiwa yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia pada saat musim hujan adalah tanah longsor, banjir, penebangan kayu secara sembarangan, pencemaran limbah merkuri akibat penambangan emas secara besar-besaran, pembakaran hutan disertai Pengalihan fungsi hutan menjadi lahan usaha lain. Hal ini disebabkan manusia tidak berperan dalam menjaga kesimbangan alam. Perusakan hutan menyebabkan penurunan/hilangnya diversitas kelompok hewan dan tumbuhan tropis yang berdampak signifikan terhadap proses ekologis. Selain menyediakan kayu, hutan yang berkualitas juga menyediakan tanaman obat bagi kesehatan, dan sumber makanan, penghasilan (income), dan servis ekosistem seperti: regulasi air, penahan erosi, tanah yang rusak dapat dikembalikan mineral dan kesuburannya.

Kata kunci: area tropis, interaksi, kualitas, living together, servis ekologis

Quality of Biodiversity and Their Implication to Ecological Service (from Tropical Cases)

Bumi merupakan tempat tinggal bagi jutaan jenis makluk hidup yang terhimpun dalam satu kesatuan biodiversitas. Masing-masing dianugerahi materi genetik yang berbeda-beda. Setiap makhluk hidup dalam proses kehidupannya akan berinteraksi satu sama lain, baik antara satu spesies maupun beda spesies dalam kehidupan bersama (living together). Interaksi tersebut menunjukkan bahwa makluk hidup tersebut melaksanakan fungsi/peran (niche). Satu peran di atas tidak terbatas hanya dilakukan oleh satu jenis makhluk hidup saja, namun dapat dilakukan oleh organisme dari jenis yang berbeda, sehingga apabila suatu jenis organisme absen dalam menjalankan servisnya karena suatu hal, perannya masih dapat dilakukan organisme lain. Sehingga keberlangsungan proses tesebut masih dapat terjadi. Keseluruhan proses yang terjadi tersebut membentuk suatu proses yang bersinergi dengan proses yang terjadi di alam.
Setiap hari kita merasakan servis alam. Servis ini dapat terjadi dikarenakan adanya kehidupan bersama. servis yang diberikan alam menunjukkan kualitas alam itu sendiri. Banyak kualitas yang diberikan tidak disadari oleh makluk hidup, terutama manusia dikarenakan sifatnya tidak telihat/dirasakan secara langsung. Terlebih lagi servis alam yang menguntungkan tersebut gratis/cuma-Cuma.
Manusia dalam dalam Iiving together ini memiliki peran dalam menjaga kesimbangan alam. Namun hal ini tidak diperankan sebagai mana mestinya. Justru manusia merusak sistem yang telah terjadi di alam. Akibatnya keseimbangan antara faktor biotik dan faktor abiotik terganggu. Sesungguhnya biodiversitas dapat hilang oleh akibat akitivitas bumi sendiri (proses alam). Akan tetapi kehadiran manusia justru meng-ADA-kan/mempecepat kerusakan alam yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Beberapa hal menurut Cunningham, Cunningham dan Saigo (2003) yang menjadi penyebab hilangnya biodiversitas akibat ulah manusia adalah:
- Rusaknya habitat
- Perburuan liar dan cara menangkap ikan yang salah
- Pengkomersilan hewan dan tumbuhan langka
- Pengawetan hewan langka
Beberapa peristiwa yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia pada saat musim hujan adalah tanah longsor dan banjir. Longsor banyak terjadi di Indonesia dan mengakibatkan banyak korban. Longsor terjadi dikarenakan terkikisnya lapisan tanah dikarenakan tidak ada yang mampu menahan pergerakan air yang mengikis tanah. Seperti yang kita ketahui, bahwa, tumbuhan memiliki kemampuan mencengkeram tanah, menahan air, dan mengkonservasi air tersebut di dalam tanah. Hal ini dikarenakan tumbuhan memiliki struktur akar tertentu dan beragam. Ada beberapa pohon seperti beringin memiliki kemampuan menahan pergerakan tanah oleh air dengan bantuan akarnya sehingga dapat mencegah pengikisan tanah. Tumbuhan-tumbuhan lainya pun ikut andil untuk menahan erosi tanah meskipun tidak banyak, namun tetap membantu sesuai kemampuan akarnya (Bagian dari Biodiversitas yang berkualitas). Berdasarkan hal ini kita dapat melihat bahwa peran menahan tanah untuk menahan erosi, tidak hanya diperankan oleh tumbuhan yang berakar tertentu saja yang bisa menahan air, namun juga diperankan oleh tumbuhan lain yang meskipun tidak banyak menahan air, namun tetap berperan. Ini adalah bagian dari servis beberapa tumbuhan yang diberikan secara gratis oleh alam sehingga kita tidak perlu membuat penahan tanah longsor. Adanya penggundulan hutan dan penebangan pohon secara sembarangan menyebabkan kualitas biodiversitas berkurang sehingga servis tumbuhan untuk menahan air dan menahan longsor menjadi tidak mampu lagi.
Apabila air dapat terkoservasi dengan baik (air dapat tertahan di dalam tanah oleh akar), maka sebenarya manusia dan hewan-hewan dan tumbuahan lainnya dapat merasakan keuntungan hal tersebut sebagai servis tambahan dari alam. Manusia dapat memanfaatkannya sebagai sumber air tanah yang jernih untuk dimanfaatkan dalam kehidupan. Selain itu ada beberapa kejadian yang dikarenakan air dalam tanah sudah terlalu banyak, menyebabkan munculnya sumber mata air dari dalam tanah, hal ini merupakan nilai estetika dan ekowisata yang bernilai tinggi. Bagi hewan-hewan liar yang hidup di sana merupakan sumber untuk hidup pula (minum).Bagi tumbuhan itu sendiri, merupakan cadangan ai dikala kemarau, dan bagi tumbuhan-tumbuhan lainnya dapat terbantu kebutuhan akan air dengan tersedianya air tanah, apabila tidak mampu menyerap/ mengkonservasi air. Air yang ada juga membantu sebagai medium reproduksi tumbuhan tingkat rendah seperti lumut hati dan lumut daun.
Kita sering melihat kota-kota di sepanjang DAS sungai Brantas, Bengawan Solo,dan Ciliwung mengalami banjir ketika musim hujan. Selain karena pendangkalan sungai-sungai tersebut, dikarenakan pula penggundulan hutan yang sebenarnya menyebabkan air hujan tidak dapat tertahan di dalam tanah, dan justru mengikis tanah dan menyebabkan air sungai meluap. Kita tahu banjir di Jakarta merupakan limpahan dari hujan di Bogor. Hal ini dikarenakan ketika mampuan pohon dalam mengkonservasi air, serta sepertinya terdapat kesalahan pemilihan tumbuhan yang digunakan untuk menahan hujan. Seperti kita ketahui, Kota Bogor memiliki curah huajn yang tinggi.
Akibat peristiwa ini adalah berkurangnya biodiversitas, yang berakibat perannya di alam tidak berjalan, sehingga servis yang disumbangkan ke alam tidak dapat diberikan. Berbagai proses daur yang terjadi di alam tidak terjadi. Kerusakan pun terjadi di tingkat biodiversitas ekologi. Pembukaan hutan dan eksploitasi lahan konservasi yang terlarang dilakukan, mengakibatkan hilangnya tempat hidup organisme. Berikut adalah servis yang sebenarnya dapat diberikan alam menurut Cunningham, Cunningham dan Saigo, (2003):
- Makanan: makanan kita berasal dari organisme yang lain, banyak tanaman liar yang dapat dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan
- Obat dan kesehatan: Banyak tumbuhan yang dapat dimanfaatkan bagian-bagian tertentunya untuk dibuat obat, hal ini dikarenakan dalam tumbuhan tersebut mengandung zat-zat tertentu (seperti metabolit sekunder) yang dapt dimanfaatkan untuk kesehatan. Selain itu, bila dikonsumsi dengan kadar tertentu, bersifat mengobati dan aman (tanpa efek samping)
- Keuntungan ekologis: penggemburan tanah, pengolahan limbah, pemurnian udara dn air, pengaturan biogeokimia, siklus air, yang tergantung biodiversitas dari kehidupan.
- Estetika dan keuntungan budaya: merupakan nilai lain dari biodiversitas yang nilainya tak terhingga karena keindahan dan keunikannya. Adanya hal ini membuat kita mengagumi dan bersyukur pada Sang Pencipta. Keindahan alam ini bisa dimanfaatkan untuk ekowisata.
Kasus lain adalah penebangan kayu secara sembarangan di Indonesia, pencemaran limbah merkuri akibat peambangan emas secara besar-besaran, pembakaran hutan disertai Pengalihan fungsi hutan menjadi lahan usaha lain menyumbang emisi CO2 ¬ paling besar, yaitu 74 persen. permintaan yang bertambah pada kayu, menyebabkan perusakan hutan yang semakin bertambah, sehingga mengakibatkan penambahan emisi gas rumah kaca. Hal ini dikarenakan servis ekologis pohon dalam menghasilkan O2¬ dihilangkan oleh penebangan secara sembarangan (Surjadi, 2002).
Hutan hujan tropis diperkirakan mengandung 80 persen biodiversitas terrestrial. Hutan ini menghasilkan 20-30 persen oksigen dunia dan menjadi bagian dari system regulasi iklim bumi. Hutan ini menyediakan jutaan spesies yang unik dan servis ekosistem yang beragam (Leahy, 2009). Perusakan hutan menyebabkan penurunan/hilangnya diversitas kelompok hewan tropis seperti: monyet, burung, lebah, kumbang, dll. Pengurangan beberapa hewan menyebabkan dampak yang signifikan terhadap proses ekologis seperti polinasi dan dekomposisi (Molles, 2002)
Hutan tidak hanya terdiri atas satu jenis spesies saja. Hutan merupakan surga plasma nutfah. Perbedaan ini menyediakan ekspresi gen yang berbeda pula, terlihat dari peran, fungsi yang dijalankan di dalam living together. Selain menyediakan kayu, hutan yang berkualitas juga menyediakan tanaman obat bagi kesehatan, dan sumber makanan, penghasilan, dan servis ekosistem. Servis ekosistem seperti: regulasi air, tanah yang rusak dapat dikembalikan mineral dan kesuburannya. (Surjadi, 2002).

Daftar Pustaka

Cunningham, W.P., Mary A.N., Barbara W.S.. 2003. Environmental Science: A Global Concern seventh edition. Mc. Graw Hill Company: New York
Molles, M.C.. 2002. Ecology: Concepts and Applications second edition. Mc. Graw Hill Company: New York
Surjadi, H. 2002. Indonesia's Biodiversity Will Be Gone in 30 Years. http://www.globalpolicy.org/socecon/envronmt/2002/0508indonesia.htm. diakses tanggal 6 Maret 2009
Leahy,S. 2009. CLIMATE CHANGE: Tropical Forests Fight for Survival. http://ipsnews.net/news.asp?idnews=45586. diakses tanggal 6 Maret 2009

Tidak ada komentar: